Bila seorang gadis tertarik dengan pria yang seumur orangtuanya dan terpaut 23 tahun dengannya, apa yang menjadi alasan? Sekadar materi, fisik, atau ada kematangan psikis lainnya? Bagaimana keharmonisan hubungan seks mereka kelak jika jadi menikah?
Pertanyaan-pertanyaan itu kini pasti banyak dilontarkan lantaran fenomena yang paling besar dan universal yang melanda kaum remaja putri saat ini, utamanya di kota-kota besar, memang seperti itu. Menanggapi hal tersebut, psikolog Ratnaningsih menuturkan cara pandangnya.
“Sebenarnya banyak faktor yang melatarbelakangi seorang remaja tertarik dengan pria yang sudah masuk usia dewasa madya (45-60 tahun). Bisa dari faktor keluarga karena sebelumnya tidak mendapat figur seorang ayah, sehingga membuatnya memilih lawan jenis yang sama dengan sosok ayahnya. Atau bisa juga karena faktor materi,” kata wanita yang akrab disapa Ratna saat berbincang dengan okezone melalui telepon genggamnya, Kamis (9/10/2008).
Alasan pemenuhan materi, sambung Ratna, justru lebih banyak menjadi fenomena saat ini. Gejala tersebut banyak terjadi di kota-kota besar lantaran pengaruh ekonomi sangat luar biasa.
“Pria yang jauh lebih tua bila dilihat dari keadaan sosial ekonominya memang relatif lebih mapan, sehingga dapat mendukung remaja putri untuk memenuhi kebutuhan materinya. Saat alasan tersebut yang mendasari, pasti gadis remaja tersebut akan menutupi sisi lain asal dapat memenuhi kebutuhan mereka akan materi,” jelas psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada ini.
Lebih lanjut psikolog yang menuntaskan gelar S2-nya di Universitas Indonesia ini menuturkan, ada banyak faktor yang memberikan andil besar untuk membentuk kepribadian remaja tersebut.
“Karena tidak ada kepedulian lingkungan di sekitarnya, mau tak mau membuat gadis remaja itu jatuh cinta kepada pria yang jauh lebih tua. Pengaruh film dan media juga turut memberi andil kepada remaja yang sedang mencari identitas. Selain itu, tak kalah penting ialah faktor sosial juga turut menunjang,” paparnya.
Konsep hedonis (kenikmatan) yang sudah memasyarakat di lingkungan perkotaan, sambung Ratna, membuat gadis remaja itu mencari cara yang mudah untuk memenuhinya. Padahal perbedaan usia yang terlampau jauh dapat menimbulkan masalah karena munculnya perbedaan dari banyak faktor.
Perbedaan yang sederhana dapat dilihat dari hal minat. Pada masa muda, mungkin Anda masih senang bepergian dengan suasana yang bernuansa muda, sementara pada usia pertengahan orang sudah lebih senang menikmati suasana yang lebih tenang.
“Ketika seorang remaja memutuskan untuk menikah dengan pria yang usianya jauh lebih mapan, maka perlu diperhatikan perkembangan psikologis dan fisiologisnya. Sebab remaja dan usia matang itu memiliki cara pandang berbeda yang jika dibiarkan akan terjadi kesenjangan,” tutur mantan ketua jurusan di Universitas Gunadarma itu.
Ditambahkan Ratna, perbedaan lain yang perlu diperhatikan adalah dalam kehidupan seksual. Kalau pada usia muda fungsi seksual sedang mencapai puncak, pada usia pertengahan sudah terjadi penurunan.
“Secara fisiologis pria matang yang sudah berusia 40-an akan mengalami penurunan libido, dorongan seks, dan fokus pikirannya pun sudah berbeda,” ungkapnya.
Nah, agar hal-hal di atas tidak dialami oleh Anda, ada baiknya memilih pasangan hidup yang usianya tak terpaut jauh.
“Saat orang memutuskan untuk menikah biasanya sudah masuk dewasa awal yaitu 21-40 tahun. Perkembangan fisiologis dan biologisnya masih seimbang, jadi masih bisa sejalan. Karena itu lebih baik menikah dengan pria yang tak memiliki usia yang berbeda jauh dari kita,” pungkasnya
1 comment
aku juga gitu, umur ku 20, aku suka pria yang lebih tua. bahkan usianya beda jauh ya sekitar 23 tahun. lucu sih tapi gak bisa di bohongi lebih nyaman sama orang lebih dewasa. Mungkin bener juga karna aku gak pernah tau bagaimaana papaku selama aku tumbuh sampai saat ini.